Dalam
kehidupan semua bisa jadi “MUNGKIN” bahkan “PASTI” karna Allah SWT. Sungguh tak kuasanya aku
karna baru bisa memahami dan memaknainya. Bahkan diri yang lemah ini dapat
langsung merasakan sebuah hidayah mulia yang begitu indah dari Allah.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, segala puji bagi Allah selalu
terlantun dalam sanubari. Aku sangat bersyukur akan hidayah itu, hidayah yang
menjadi satu sejarah perubahan dalam diri ini. Diawali dari ketidak tenangan
dalam hati, kerisauan dalam perasaan yang tiada bertepi. Menangis setiap
teringat akan dosa yang begitu banyak yang aku torehkan di dunia, merasa sangat
malu kepada Allah karna belum mampu melaksanakan segala perintahNya, salah
satunya adalah “menutup aurat”. Tak banyak kala itu yang aku ketahui tentang menutup
aurat. Aku mulai meresapi petunjuk Allah melalui Alqur’an surat Annur ayat 31. Hingga
aku sadar akan keinginan hatiku yang tertunda untuk mengenakan jilbab. Ya, aku
memang telah lama ingin mengenakan jilbab, tepatnya sejak awal masuk SMA. Namun
semua itu belum terwujud karna ada satu alasan yang tidak pantas aku ceritakan.
Cukuplah diri ini dan Allah yang tahu tentang alasan itu. Tertekan memang
ketika menahan keinginan hati dan memendamnya, itu lah salah satu kesalahan
dalam hidupku. Tapi aku percaya setiap kesalahan akan dapat diperbaiki jika
didasari niat ikhlas dan tulus.
Tak
mudah memang tatkala kita akan memperjuangkan sesuatu terutama untuk berubah
lebih baik. Tapi perubahan itu tak kan terjadi jika tak segera dimulai. Aku pun
harus dapat merubah segala kebiasaan bahkan melepaskan sebuah mimpiku dari
kecil di dunia. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, aku niatkan untuk mengenakan jilbab pada hari senin kurang lebih
5bulan yang lalu. Belum lama memang, tapi kala itu hatiku bagai terisi sebuah
cahaya yang menyinarkan ketenangan menembus dan merasuk dalam jiwa. Air mata
pun tak henti-henti menetes, tapi kali ini adalah air mata rasa bersyukur yang
luar biasa kepada Allah. Allah telah menjawab segala risauku, Dia lah yang mampu
memberikan apa yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan. Aku memang gagal
menggapai cita-citaku mengabdi untuk Negri menjalani pendidikan di Akademi
Kepolisian!(AKPOL), tapi ternyata itu bukan sebuah kegagalan, itu adalah cara
Allah untuk menunjukkan kepadaku bahwa ada hal yang lebih indah yang akan
diberikan Allah kepadaku bukan hanya untuk duni tapi akhirat, yaitu “hidayah
menganakan jilbab”. Dan aku selalu meyakinkan orang tua,orang lain dan terutama
diri sendiri bahwa “aku pasti bisa sukses tidak harus melalui akpol namun
melalui ribuan bahkan jutaan jalan Allah yang membawa kesuksesan dunia akhirat”
aminnnn.....
Aku juga telah
mempersiapkan mental untuk menghadapi apapun respon dari orang lain. Sebab
bukan hal yang mudah ketika kita akan berubah. Dan prinsip yang ku pegang teguh
untuk menghadapi rintangan selama masa transisi
ialah “Bukan mereka yang memberiku hidup, tapi Allah lah lah yang membuatku
masih bisa menghembuskan nafas dan Allah pula yang mampu menghentikan nafas ini
”. Apapun perkataan dari luar yang menyakitkan akan aku coba hadapi,
karna sakit itu tak sebanding dengan anugrah yang diberikan Allah. Aku hanya
mengambil sisi positif dari setiap respon mereka. Aku juga membuktikan kepada
mereka bahwa dengan mengenakan jilbab aku tetap bisa menjalankan aktivitas
seperti melanjutkan hobiku sebagai atlit voly, bahkan terbesit keinginan dalam
hati untuk membuat mereka tersentuh hatinya dan terinspirasi untuk menjadi
atlit voly yang muslimah dengan mengenakan jilbab. Tak jarang cemoohan
kuterima, bahkan aku hampir tak dianggap lagi dalam team volyku. Namun, aku
yakin Allah bersamaku, aku percaya segala yang terjadi benar-benar atas
kuasa-Nya, hingga Allah menitipkan kekuatan untuk dapat bermain voly dengan begitu
bagus dan dapat membantu teamku dalam memenangkan pertandingan. Itulah awal aku
kembali dianggap. Aku sudah bertekad, tak akan sedikitpun menyerah untuk
meyakinkan kepada mereka bahwa “Jilbab bukan lah sebuah belenggu”.
Bahkan hati kecil ini berharap kita semua dapat semakin merasakan indahnya
nikmat Allah jika kita menyadarinya.
“Dengarlah hati kecil
kita,bukankah dia sangat menginginkan pemilik hatinya terjaga dari dosa”lalu
bagaimana dengan kita, apa yang menghalangi kita menutup aurat??
rakitlah
sebuah niat menutup aurat karna Allah
_Semoga kita semua mendapat rahmatNya dan berkah dalam menjalani hidup
yang sementara ini sebagai bekal di akhirat yang selamanya_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar