more than words

Persist Girl

Kamis, 18 Juli 2013


SEHELAI KAIN PENINGKAT IMAN(HIJAB)

            Dalam kehidupan semua bisa jadi “MUNGKIN” bahkan “PASTI”  karna Allah SWT. Sungguh tak kuasanya aku karna baru bisa memahami dan memaknainya. Bahkan diri yang lemah ini dapat langsung merasakan sebuah hidayah mulia yang begitu indah dari Allah. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, segala puji bagi Allah selalu terlantun dalam sanubari. Aku sangat bersyukur akan hidayah itu, hidayah yang menjadi satu sejarah perubahan dalam diri ini. Diawali dari ketidak tenangan dalam hati, kerisauan dalam perasaan yang tiada bertepi. Menangis setiap teringat akan dosa yang begitu banyak yang aku torehkan di dunia, merasa sangat malu kepada Allah karna belum mampu melaksanakan segala perintahNya, salah satunya adalah “menutup aurat”. Tak banyak kala itu yang aku ketahui tentang menutup aurat. Aku mulai meresapi petunjuk Allah melalui Alqur’an surat Annur ayat 31. Hingga aku sadar akan keinginan hatiku yang tertunda untuk mengenakan jilbab. Ya, aku memang telah lama ingin mengenakan jilbab, tepatnya sejak awal masuk SMA. Namun semua itu belum terwujud karna ada satu alasan yang tidak pantas aku ceritakan. Cukuplah diri ini dan Allah yang tahu tentang alasan itu. Tertekan memang ketika menahan keinginan hati dan memendamnya, itu lah salah satu kesalahan dalam hidupku. Tapi aku percaya setiap kesalahan akan dapat diperbaiki jika didasari niat ikhlas dan tulus.
            Tak mudah memang tatkala kita akan memperjuangkan sesuatu terutama untuk berubah lebih baik. Tapi perubahan itu tak kan terjadi jika tak segera dimulai. Aku pun harus dapat merubah segala kebiasaan bahkan melepaskan sebuah mimpiku dari kecil di dunia. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku niatkan untuk mengenakan jilbab pada hari senin kurang lebih 5bulan yang lalu. Belum lama memang, tapi kala itu hatiku bagai terisi sebuah cahaya yang menyinarkan ketenangan menembus dan merasuk dalam jiwa. Air mata pun tak henti-henti menetes, tapi kali ini adalah air mata rasa bersyukur yang luar biasa kepada Allah. Allah telah menjawab segala risauku, Dia lah yang mampu memberikan apa yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan. Aku memang gagal menggapai cita-citaku mengabdi untuk Negri menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian!(AKPOL), tapi ternyata itu bukan sebuah kegagalan, itu adalah cara Allah untuk menunjukkan kepadaku bahwa ada hal yang lebih indah yang akan diberikan Allah kepadaku bukan hanya untuk duni tapi akhirat, yaitu “hidayah menganakan jilbab”. Dan aku selalu meyakinkan orang tua,orang lain dan terutama diri sendiri bahwa “aku pasti bisa sukses tidak harus melalui akpol namun melalui ribuan bahkan jutaan jalan Allah yang membawa kesuksesan dunia akhirat” aminnnn.....




Aku juga telah mempersiapkan mental untuk menghadapi apapun respon dari orang lain. Sebab bukan hal yang mudah ketika kita akan berubah. Dan prinsip yang ku pegang teguh untuk menghadapi rintangan selama masa transisi  ialah “Bukan mereka yang memberiku hidup, tapi Allah lah lah yang membuatku masih bisa menghembuskan nafas dan Allah pula yang mampu menghentikan nafas ini ”. Apapun perkataan dari luar yang menyakitkan akan aku coba hadapi, karna sakit itu tak sebanding dengan anugrah yang diberikan Allah. Aku hanya mengambil sisi positif dari setiap respon mereka. Aku juga membuktikan kepada mereka bahwa dengan mengenakan jilbab aku tetap bisa menjalankan aktivitas seperti melanjutkan hobiku sebagai atlit voly, bahkan terbesit keinginan dalam hati untuk membuat mereka tersentuh hatinya dan terinspirasi untuk menjadi atlit voly yang muslimah dengan mengenakan jilbab. Tak jarang cemoohan kuterima, bahkan aku hampir tak dianggap lagi dalam team volyku. Namun, aku yakin Allah bersamaku, aku percaya segala yang terjadi benar-benar atas kuasa-Nya, hingga Allah menitipkan kekuatan untuk dapat bermain voly dengan begitu bagus dan dapat membantu teamku dalam memenangkan pertandingan. Itulah awal aku kembali dianggap. Aku sudah bertekad, tak akan sedikitpun menyerah untuk meyakinkan kepada mereka bahwa “Jilbab bukan lah sebuah belenggu”. Bahkan hati kecil ini berharap kita semua dapat semakin merasakan indahnya nikmat Allah jika kita menyadarinya.                                                                                                  Dengarlah hati kecil kita,bukankah dia sangat menginginkan pemilik hatinya terjaga dari dosa”lalu bagaimana dengan kita, apa yang menghalangi kita menutup aurat??
 rakitlah sebuah niat menutup aurat karna Allah                                                   _Semoga kita semua mendapat rahmatNya dan berkah dalam menjalani hidup yang sementara ini sebagai bekal di akhirat yang selamanya_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar