NANOTEKNOLOGI DAN ENERGI
Penulis : Suwarda Dua Imatu Dela
Tanggal
Tutorial : 19 dan 22 November 2012
Nama
Tutor : 1)Dina Astuti Anggraini
Kusuma
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
I.PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Singkat
Nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer,
biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer
atau sepersejuta milimeter). Istilah ini kadangkala diterapkan ke
teknologi sangat kecil.
Dikalangan para ahli
material definisi nanomaterial sampai saat ini masih belum ada
kesepakatan, namun terminologi nanomaterial sendiri sering dikaitkan dengan
material yang memiliki struktur berdimensi 1-100 nm serta sifat-sifat
yang berbeda secara tipikal dengan molekul atau material dalam keadaan
meruahnya. Nanomaterial telah diinvestigasi lebih dari satu dekade secara
multidisiplin dan interdisiplin melaui berbagai pendekatan nanoteknologi.
Ilmu kimia, khususnya kimia material, sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan sintesis material juga telah berperan dan memberi
kontribusi signifikan terhadap kemajuan terkini, terutama dalam kontrol dan
pemberian sifat-sifat unik nanomaterial.
1.2
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini salah satu pendekatan yang sedang
dikembangkan para ahli terkait dengan pengembangan energi adalah nanoteknologi.
Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material,
struktur fungsional, maupun piranti dalam sekala nanometer. Definisi lain
mengatakan bahwa nanoteknologi adalah pemahaman dan kontrol materi pada dimensi
1 sd 100 nm dimana fenomena-fenomena unik yang timbul dapat digunakan untuk
aplikasi-aplikasi baru. Nanoteknologi memiliki wilayah dan dampak aplikasi yang
luas mulai dari bidang material maju, transportasi, ruang angkasa,
kedokteran, lingkungan, IT sampai energi.
Kebanyakan riset
nanomaterial dewasa ini memfokuskan pada desain struktur, beberapa struktur
nanomaterial, khususnya nanomaterial berbasis ikatan lemah dan sistem organik (nanosupramolecular
materials), dirancang melalui pendekatan crystal engineering
(nanoteknologi) dimana ikatan lemah dan komplementaritasnya, rekognisi molekul,
self-assembly, preorganisasi serta replikasi mandiri memainkan peranan
yang penting. Untuk itu diperlukannya pemahaman yang jelas mengenai prinsip
yang digunakan dalam nanoteknologi.
II. ANALISIS
2.1 Sejarah Nanoteknologi
Konsep nanoteknologi digunakan sejak zaman kuno tanpa benar-benar
mendefinisikan ilmu pengetahuan. Vulkanisasi karet, lukisan dan berbagai proses
lainnya yang digunakan menggunakan prinsip-prinsip nanotechnological. Satu
miliar meter adalah satu nanometer, yang secara kasar berjumlah sepuluh atom
ditempatkan berdampingan.
Sepintas
lalu,nanoteknologi ialah teknologi uji
kaji yang menggunakan atom atau molekul individu sebagai komponan yang sangat
kecil,dan diukur menggunakan nanometer. Dengan kata lain nanoteknologi adalah
sains bahan dan sitem beserta struktur yang memaparkan perbaikan ciri
fisik,kimia dan biologi. Penyelidikan nanoteknologi pada tahun1990-an
memberikan tumpuan terhadap menguji struktur molekul dan menghalusi atom
menggunakan mikroskop imbasan tembusan. Mikroskop imbasan tembusan digunakan
untuk melihat dan meletakkan atom dan molekul tunggal. Serta untuk melengkapi
lubang nano pada berbagai jenis bahan. Teknologi ini menjurus kearah
penyelidikan tentang kemungkinan wujud cara penyusunan atom,yang membawa pada
pembuatan mesin lebih kecil dari sel hidup dan menjadikan barang tersebut lebih
kuat serta ringan. Melalui nanoteknologi,akan mengubah bahan dalam ruang
lingkup fisikal dan kegiatan yang dilakukan dalam mengejar kemajuan dimasa
depan(Hamid et al,2006).
Perangkat
yang tepat ditangani memiliki bagian dengan presisi kurang dari 100 nanometer
(nm) yang dimasukkan sebagai produk dari nanoteknologi. James Maxwell pertama
kali melakukan pengamatan tertentu mengenai manuver molekul individu dengan
memanfaatkan sebuah konsep yang dikenal sebagai ‘Demons Maxwell’. Upaya yang
sebenarnya mengamati dan mengukur partikel, dilakukan oleh Richard Zsigmondy
oleh analisis sols emas. Dia adalah orang pertama yang menandai atau
mengklasifikasikan ukuran partikel dalam rentang nanometer.
2.2 Sumber-Sumber Nanoteknologi dan
Bioenergi
Bioenergi merupakan
energi alternatif yang berasal dari sumber-sumber biologis. Bioenergi ialah
energi yang berasal dari biomasa bahan-bahan organik yang relatif rendah dan
berasal dari tumbuhan/hewan,serta produk dan limbah industri budidaya. Keunggulan
pemanfaatan bioenergi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan,meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil. Pemberdayakan berbagai energi alternatif yang sumbernya banyak
tersedia,misalnya yaitu energi matahari di musim kemarau atau musim kering,
energi angin,energi air, dan energi terbarukan yang berasal dari sampah dan
limbah. Sumber-sumber energi tersebut sangat mudah di peroleh karena
semua itu melimpah di sekitar kita. Misalnya energi yang dapat di
hasilkan dengan teknologi tepat guna dan sesuai untuk daerah pedesaan, yaitu
energi biogas. Dengan memproses limbah bio atau biomassa di dalam alat kedap
udara yang di sebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran
ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam, daun-daun
sortiran sayuran, dan masih banyak lagi. Namun sebagian besar terdiri atas
kotoran ternak, terutama limbah kandang sapi.
2.3 Manfaat dan Keunggulan Nanoteknologi
Nanoteknologi memiliki keunggulan telak
dibandingkan teknologi rekayasa konvensional. Yakni kemampuannya memanipulasi
material sesui dengan keinginan sang desainer sebagai konsekuensi pengontrolan
pada level molakul. Buah dari keunggulan ini adalah produk yang dihasilkan oleh
nanoteknologi bisa tanpa cacat,sedikit limbah dan hemat energi. Bidang nanoteknologi memungkinan kita
dengan secara revolusioner dapat mengembangkan
dan memanfaatkan karakteristik materi secara lebih detil dan mengintegrasikan
struktur-struktur nano ke dalam sistem yang kompleks. Dengan demikian,
nanoteknologi bukan merupakan teknologi dasar lagi, melainkan teknologi
multidisiplin dari beberapa bidang yaitu bioteknologi, elektronika, optika,
atau material baru.
The miracle of nano:
- Nanoteknologi bisa menyulap baja berkekuatan
10 kali lipat. Ini lantaran partikel nano dapat mengisi rongga antar partikel pada baja
sehingga logam itu menjadi jauh lebih padat(ultra
baja). Ini bisa memangkas kebutuhan biji baja Indonesia yang 5 ton setiap
tahunnya,atau memotong ongkos produksi di pabrik otomotif,sebab bahan baku baja
yang diperlukan menjadi lebih sedikit.
- Dibidang
hankam,nanoteknologi berperan menciptakan pakaian tempur pintar. Lewat rekayasa material,seragam ini dibuat tipis
dan ringan,namun ia tahan terjangan peluru,radiasi dan serangan kimia. Baju
pintar ini juga dapat berubah warna sesuai dengan kondisi disekitarnya-seperti
bunglon.
- Dibidang pangan,para pakar nanoteknologi dan
bioteknologi berfikir untuk menciptakan pertanian dalam rumah kaca(green house)
secara massal. Hasilnya,format pertanian masa depan ini bakal memangkas
kebutuhan berhektar-hektar lahan,termasuk kebutuhan membabat hutan
alam(Zuhal,2010).
Selain itu, Beberapa fokus pengembangan
nanoteknologi yang perlu dilakukan berdasarkan potensi yang dimiliki adalah:
1. Pemanfaatan
nanoteknologi untuk pembuatan nanomaterial yang ditargetkan untuk pensuplai
bahan baku produk nano untuk aplikasi di bidang TI, transportasi, elektronik,dll.
2. Pemanfaatan
nano-bioteknologi yang ditargetkan untuk peningkatan hasil pangan dan pertanian.
3. Pemanfaatan
nanoteknologi di bidang farmasi dan kesehatan yang ditargetkan untuk peningkatan
kualitas obat Indonesia.
4. Pemanfaatan
nanoteknologi untuk pemenuhan dan konservasi energi nasional.
2.4
Nanoteknologi dan Energi
Dr. Richard Smalley adalah pemenang hadiah nobel kimia dari Universitas
Rice dan merupakan seorang perintis utama nanoteknologi. Nanoteknologi adalah proses manipulasi materi pada skala atom
dengan tujuan melahirkan alat atau substansi-substansi yang bermanfaat. Sebagai
contoh bayangkanlah sebuah robot maha kecil disuntikkan kedalam aliran darah
manusia untuk mengambil gumpalan lemak yang menyumbat pembuluh darah. Dari
Sudut Energi Nanoteknologi dianggap sebagai sumber daya potensial yang akan
menghasilkan energi-enrgi termal dan ekanis yang luar bias banyaknya serta
kemudian dpat diubah menjadi energi listrik. Nanoteknologi mewakili solusi
radikal,yang memanfaatkan penyegeraan kuantum dan rekayasa atom-atom.
Berbagai sumber energi baru saat ini sudah lahir dan akan menjadi
pilihan produktif dimasa depan. Diantara sumber-sumber ini ada yang
berkemungkinan menjadi pengganti paling baik bagi energi yang bergantung
pada minyak bumi. Berikut adalah enam
syarat sumber energi masa depan yang akan mengakhiri kebiasaan kita memakai
minyak bumi,sehingga lebih dapat melestarikan bumi agar lebih layak dihuni.
Sumber-sumber energi baru harus: berlimpah,andal,terbarukan,bersih,terjangkau
dan aman. Salah satu sumber yang memenuhi kriteria tersebut adalah
nanoteknologi(Canton,2009).
Nano Solar Energy
Saat ini, beberapa ilmuwan sedang meneliti bagaimana proses daun menyerap matahari. Daun tersebut ternyata bisa memanfaatkan energi sinar matahari sebesar seratus persen. Kalau kita bisa menggunakan tenaga matahari 25 hingga 50 persen saja, maka kita tidak perlu lagi membutuhkan minyak/solar.
Saat ini, beberapa ilmuwan sedang meneliti bagaimana proses daun menyerap matahari. Daun tersebut ternyata bisa memanfaatkan energi sinar matahari sebesar seratus persen. Kalau kita bisa menggunakan tenaga matahari 25 hingga 50 persen saja, maka kita tidak perlu lagi membutuhkan minyak/solar.
2.5
Penerapan Atau Aplikasi Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang
Area aplikasi nanoteknologi sangat luas dan menyentuh hampir seluruh aspek
kehidupan manusia. Sebagai contoh, pada bidang teknologi informasi (TI) di
Indonesia kini terdapat sekitar 60 juta pengguna handphone. Nanoteknologi telah
meningkatkan kemampuan dan performansi komponen handphone seperti IC, layar
display, memori, antena, baterai dan lainnya sehingga tampak lebih ringkas
namun semakin canggih. Perangkat elektronik lainnya seperti komputer juga
mengalami evolusi yang sama.
Di bidang farmasi dan kesehatan, produk-produk kesehatan telah menggunakan partikel nano untuk meningkatkan efektifitas obat. Para pakar di bidang ini kini tengah mengembangkan nanoteknologi untuk drug targeted and delivery system. Obat kini didesain dapat mencapai target dengan dosis tertentu sehingga akan lebih efisien dan efektif. Termasuk terobosan dalam bidang ini adalah penggunaan material cerdas yang diimplantasi dalam tubuh manusia untuk kepentingan pendeteksian penyakit.
Di bidang farmasi dan kesehatan, produk-produk kesehatan telah menggunakan partikel nano untuk meningkatkan efektifitas obat. Para pakar di bidang ini kini tengah mengembangkan nanoteknologi untuk drug targeted and delivery system. Obat kini didesain dapat mencapai target dengan dosis tertentu sehingga akan lebih efisien dan efektif. Termasuk terobosan dalam bidang ini adalah penggunaan material cerdas yang diimplantasi dalam tubuh manusia untuk kepentingan pendeteksian penyakit.
Nanoteknologi juga bisa
berperan di berbagai bidang seperti:
- Medicine and health (pengobatan dan kesehatan), misanya membantu sistem perjalanan obat dalam tubuh manusia(drug delivery)
- Information Technology (IT), misalnya GMR Hard Disk
- Energy production/storage (produksi energi), misalnya sel hidrogen
- Material science, misalnya panel surya
- Food, water and environment (makanan, air dan lingkungan), misalnya metode remediasi,dan
- Instruments (peralatan lain).
Kebanyakan
energi berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Ketika dibakar,bahan bakar
fosil melepaskan zat-zat seperti karbon dioksida dan asap ke udara. Dalam
jumlah kecil zat-zat seperti ini tidak membahayakan,namun permintaan energi
semakin besar sehingga jutaan ton terlepas setiap tahun. Hal ini menyebabkan
pencemaran udara yang berefek ke seluruh dunia. Negara-negara maju menggunakan
bahan bakar fosil dalam jumlah sangat besar,kebanyakan untuk angkutan dan untuk
pembangkit listrik. Tenaga nuklir dimanfaatkan dalam jumlah yang sangat banyak
untuk memuaskan permintaan energi yang teramat besar. Bahkan bahan bakar nuklir
dapat mencukupi kebutuhan energi selama
ratusan tahun,sekalipun permintaannya meningkat. Namun tenaga nuklir
menimbulkan masalah sebab fisi nuklir menyisakan sampah radioaktif. Tenaga
nuklir terkadang juga dapat menjadi penyebab kecelakaan yang
merugikan(Challoner,2003).
Untuk mengatasi
krisis energi,telah banyak gagasan tentang energi alternatif, misalnya
pemanfaatan angin, air, sinar matahari, panas bumi dan yang paling
kontroversial ialah energi nuklir. Akan tetapai timbul masalah baru mngenai
energi alternatif tersebut. Sebagai contoh angin, air, sinar matahari, panas
bumi sulit diterapkan karena energi yang dikeluarkan tidak terlalu besar
sehingga tidak mencukupi untuk pengembangan industri. Energi nuklir sulit
diterapkan karena dapat menyebabkan polusi akibat radiasi yang dihasilkannya.
Untuk itu, diperlukan teknologi pendukung energi alternatif yang dapat menambah
output energi sekaligus ramah lingkungan. Nanoteknologi ialah jawaban untuk
mengatasi masalah tersebut. Ilmu nano adalah studi fenomena dan manipulasi
bahan pada skala atom, molekul dan makro molekul, dimana sifat-sifat bahan
sangat berbeda dibandingkan bahan tersebut pada skala yang lebih besar. Skala
nano berkisar antara 1-100 nm. Sedangkan nanoteknologi adalah teknologi dalam
memahami dan mengkontrol sesuatu pada dimensi 1-100 nm, dimana
fenomena-fenomena unik tersebut dapat menghasilkan aplikasi baru. Nanoteknologi
meliputi pencitraan, pemodelan, pengukuran, fabrikasi dan memanipulasi sesuatu
pada skala nano. Menuju miniaturisasi informasi dan produk. Hingga tahun 2008,
berbagai produk nano telah beredar di pasaran meliputi peralatan, otomotif,
lapisan pelindung, elektronik dan komputer, makanan dan kemasan, mainan anak,
kesehatan dan kebugaran, serta rumah dan kebun. Para ilmuwan, pihak industri,
lembaga pemerintah dan masyarakat di Eropa menaruh perhatian besar terhadap
potensi, aplikasi dan resiko ilmu dan teknologi nano dengan mendirikan lembaga
penelitian, pendidikan, dan advokasi. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui
peningkatan jumlah dana penelitian dan topik penelitian, publikasi tulisan
ilmiah, pengajukan hak paten dan pendirian perusahaan “start-up” yang berkaitan
dengan pengembangan, aplikasi, dan resiko ilmu dan teknologi nano.
III. KESIMPULAN
1) Nanoteknologi memiliki
prinsip cara kerja dengan manipulasi bahan pada skala atom, molekul dan makro
molekul,dimana sifat-sifat bahan sangat berbeda dibandingkan bahan tersebut
pada skala yang lebih besar.
2) Bioenergi berasal dari biomasa bahan-bahan
organik yang relatif rendah dan berasal dari tumbuhan/hewan,serta produk dan
limbah industri budidaya.
3) Area aplikasi nanoteknologi sangat luas dan
menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia,sebagai contoh, pada bidang
teknologi informasi (TI) di Indonesia kini terdapat sekitar 60 juta pengguna
handphone.
4) Nanoteknologi telah memenuhi kriteria atau
syarat sumber-sumber energi baru yang bersifat melimpah,andal,terbarukan,bersih,terjangkau
dan aman .
5) Nanoteknologi merupakan teknologi pendukung
energi alternatif yang dapat menambah output energi sekaligus ramah lingkungan.
6) Nanoteknologi bisa berperan
di berbagai bidang seperti:Medicine and health (pengobatan dan
kesehatan), Information Technology (IT),Energy production/storage (produksi
energi),Material science, Food, water and environment (makanan, air dan
lingkungan), dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Canton,James.2009.The Extreme Future.Jakarta:Pustaka
Alvabet
Challoner,Jack.2003.Jendela Iptek ENERGI.Jakarta:PT Balai
Pustaka
Hamid
et al.2006.REKA CIPTA DAN INOVASI Dalam
Perspektif Kreativiti.Kuala Lumpur:University Teknologi Malaysia
Zuhal.2010.KNOWLEDGE AND INNOVATION PLATFORM KEKUATAN DAYA
SAING.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
http://sites.google.com/site/ppmenetherlands/teknologi/iptek2/apananoteknologiitusebenarnya.
Diakses pada hari sabtu,24 November 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar